Minggu, 11 Oktober 2020

SIHIR KELOR

 

 

 

“Ih itu kan buat mandiin jenazah”,

“Emangnya enak dimakan?”,

“Coba dimasak dong, mau nyobain”

“Nanti rontok susuknya loh”,

Hahhaha…

Itulah beberapa kalimat yang sibuk diucapkan teman-teman ku saat aku membawa seikat daun kelor yang aku petik dari pinggir jalan menuju sekolah.

KELOR, di kampung halaman bapakku di Pulau Sumbawa tepatnya di Kecamatan Wera Kabupaten Bima NTB adalah primadona ibu - ibu, sayur kelor jadi andalan menu lauk utama, hampir disetiap rumah punya pohon kelor sebagai investasi lauk sayur sehari – hari. Kalau belum makan nasi pakai sayur kelor katanya belum berasa kenyang.

KELOR, karena sihirnya yang kuat tetap jadi primadona bagi orang bima yang merantau ke pulau lain, salah satunya ke Pulau Jawa. Sejak aku kecil, ibuku yang bukan orang Bima, tapi asli Serang Banten, dan sampai sekarang tinggal di Tangerang Banten, sudah menyuapi ku dengan daun kelor. Mugkin karena sihinya yang kuat tadi, jika sedang kurang sehat, bapak ku dan kerabat lain setelah makan sayur kelor akan segera fit kembali. Alhasil kadang – kadang ibu ku dan kerabat ku yang sesama orang bima seringkali berburu daun kelor ke kampung tetangga. (Tentu saja aku ikut serta hihiihi). Tapi, kenapa kami berburu? kenapa gak menanam aja sendiri?. Karena keluargaku tinggal di kontrakan petakan yang gak bisa buat ditanamin pohon kelor (Sepertinya dulu ibuku gak kepikiran menanam kelor dipot hmm…).

KELOR, dulu waktu aku kecil, di kabupaten Tangerang atau daerah Banten  masih dianggap pohon atau daun yang mempunyai kekuatan sihir (sekarang juga masih sih sebagian..), aku juga kurang paham kenapa dibilang begitu. Ibuku dan kerabat sering kudapati berbohong saat ditanya daun kelor untuk apa oleh si empunya pohon. “Dari pada panjang – panjang ngejelasin dan belum tentu juga percaya”, kata ibuku membela diri saat aku meminta penjelasan kenapa berbohong. Iya, karena seringkali jika ibuku dan kerabat ku menjelaskan sejujurnya daun kelor untuk dimakan, malah terdengar kalimat – kalimat “magis” yang gak enak didengar..(padahal gak apa – apa ya.. yang pentingkan dikasih dan gratis..hahaaha).

KELOR, sayur yang  mempertemukan ku dengan jodohku (eaa..so sweet hihihi). Aku dan jodohku bertemu saat kuliah tepatnya kami satu grup KKN. Kebetulan KKN kami di satu daerah yang banyak pohon kelornya, dan beberapa kali selama KKN aku memasakan sayur kelor untuk teman – teman ku. Mungkin jodoh ku terkena  sihir dari daun kelor yang ku masak, buktinya dia jadi jodohku. (Ternyata benar ada sihirnya….hhhaaahha)

KELOR, supplement aku dan keluarga kecilku. Karena dari kecil aku sudah makan kelor, saat SMA dan kuliah pun aku masih bersahabat karib dengan kelor, jadinya kelor pun menjadi sahabat keluarga ku kini, terlebih lagi sudah banyak jurnal – jurnal kesehatan yang membahas manfaat baik dari si kelor hijau. Menurut F.G. Winarno dalam buku Tanaman Kelor (2018), kelor termasuk satu di antara delapan mega superfood (pangan super). (Bener ternyata kelor punya sihir yaa..buktinya salah satu superfood hahaha...)

KELOR, salah satu superfood (pangan super) sekarang mulai naik daun (walaupun tidak se dramatis janda bolong dan aglonema…hehehe) bahkan kelor sudah mulai jadi aktris nasional dengan muncul di salah satu iklan penyedap masakan. Abang sayur juga sudah mulai ada yang menjualnya. Ibu – ibu juga sudah banyak yang mahir masak kelor. (ckckck..sihir kelor emang TOP BGT). Dan hari ini aku menanam kembali si kelor hijau (mumpung musim hujan) yang sebelumnya pohon ku mati kepanasan.

Yuuk, masak KELOR, bisa dimodifikasi juga dengan menambahkan beberapa sayuran seperti kangkung dan jagung manis. 

Kapan lagi makan superfood biar punya tenaga super dan rasakan sihirnya...


#Day4AISEIWritingChallenge

 

 

5 komentar:

Syair dari kata unik Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memeliki kata-kata unik dan menarik yang jarang di gunakan dalam percakapan sehari-hari. Jika di rangkai dengan kata yang u...