"Kenapa mas?". Tanyaku suatu hari saat melihat sulungku memasukan lego-legonya ke dalam box, tidak biasanya ia memasukan mainan legonya kedalam box container, yang artinya tidak akan ia mainkan untuk waktu yang lama.
"Gak apa-apa kok bun". Jawabnya singkat.
Anak sulungku dari TK memang sudah hobi bongkar pasang lego. Ia seringkali menyisihkan uang sakunya untuk membeli lego dan buku yang ingin ia baca.
"Bundaaa,,." . Ah aku sangat hafal nada ini. Intonasi disaat sulungku sedang galau.
"Iya...". Jawabku singkat dengan intonasi khas ku juga.
"Aku mau nanya", lanjutnya sambil memegang tanganku, Satu kebiasaanya juga saat galau. “Bun, emangnya kalo anak SMP gak boleh main lego yaa?”
“Boleh dong..” kataku sambil mendekatkan pipiku kekepalanya, karena saat itu aku sedang tanggung mecuci piring.
“Lego kan mainan bocah, mainan anak kecil bun” lanjutnya.
Aku sudah bisa membaca, kenapa ia masukan lego-lego nya.
“Dah bosen main lego yaa? kalo dah gak mau main lagi, gak apa-apa tapi jangan dimasukin ke box dong.. kan adik-adik kamu masih mau mainin”.
Lego mainan ampuh yang menjauhkan anak-anak ku dari game di gawai, walaupun tidak bisa dipungkiri sesekali anak sulungku bermain game maya di gawaiku.
“Aku sebenarnya masih mau main lego”. Sulungku lirih berucap. “Tapi temen-temen ku bilang aku kayak anak kecil masih main lego, bun”. Masih dengan lirihnya dia lanjutkan kalimatnya.
Aku tertawa, membiarkan wajahnya dengan ekspresi tak menentu.
“Ih kamu mas, kok galau gitu sih, kan kamu yang suka bilang, kalo maen lego itu banyak manfaatnya”. Tegasku mengingatkan yang selama ini sering dia ucapkan kepada orang-orang sekitarnya yang masih sering meledeknya “kayak anak kecil” mainin lego.
Iya ya bunda, padahal diluar sana banyak orang-orang gede yang masih suka main lego, ada kompetisinya juga kan ya bun, bikin proyek, ngebuild” jawabnya degan wajah yang mengekspresikan sesuatu. Aku hanya menganggukan kepala dan berkata “Ho-oh”
Bagi sebagian orang, lego adalah mainan anak TK – SD, padahal dari literature daring yang saya baca, lego merupakan mainan yang paling popular didunia dan memiliki banyak manfaat, baik untuk anak maupun orang dewasa. Selain sebagai hiburan, bermain lego bagi anak dapat menjadi media sarana edukatif, karena disaat anak bermain lego, anak dapat mengembangkan kreatifitasnya, meningkatkan kecerdasan dan karakter bahkan dapat meciptakan kolaborasi antar anak bagaimana mereka menciptakan sebuah “proyek” bersama. Dan menurut ahli, bermain lego pun sangat bermanfaat bagi orang dewasa dimana tingkat stress orang dewasa lebih tinggi, lego dapat membantu manajemen stress, meningkatkan kesehatan mental, dan produktifitas bekerja.
“Mas..mas..ayoo bikin marshall..” tiba-tiba bungsuku sudah ada didepan kami. “Oh ok, ayoo dek, keluarin legonya” kata sulungku sambil melirikku malu-malu saat membuka box yang tadi ditutupnya.
Dan aku tahu lego itu tidak akan menginap lama di box dengan tutup rapatnya.
#Day2AISEIWritingChallenge
waah kk mulai kawatir kl udh besar ga boleh main lego ya 😁
BalasHapus😁sepertinya sih gitu
HapusWah anaknya mungkin sdh mikir di SMP banyak PR nya nanti, tetap semangat ya dik1
BalasHapus😀bisa jadi. Terimakasih
Hapus