Seorang
sekuriti dipecat karena terbukti menggelapkan kas RW. Headline
news yang saya dengar dari ibu – ibu yang mendadak menjadi news anchor minggu ini.
Tunggu dulu, saya tidak tahu pasti apakah ia menggelapkan, menyalahgunakan atau korupsi, yang jelas ia terbukti memakai dana kas tersebut tanpa ijin dari pengurus, katanya hingga mencapai sekitar 2 juta rupiah. Seperti itu kelanjutan redaksi beritanya.
Mari kita telaah sedikit kehidupan bapak sekuriti yang dipecat tadi. Bapak sekuriti yang minggu ini mendadak viral dikomplek adalah seorang suami dan ayah 2 anak yang tinggal dirumah kontrakan, di komplek tempat ia bekerja. Di rumah 60 M2 tersebut kedua adik ipar yang masih usia sekolah dan ibu mertua yang sudah renta tinggal bersamanya. Dari ke 7 orang yang tinggal di rumah itu hanya bapak sekuritilah yang bekerja.
Rumah kontrakan bapak sekuriti diapit 2 rumah besar dan tinggi, dengan kendaraan lumayan mewah di garasinya. Namun keluarga bapak sekuriti tidak terlalu "mengenal" tetangganya. Sepertinya begitupun sebaliknya.
Kemudian kita bergeser sedikit ke pengurus RW. Kenapa ke pengurus RW?. Karena bapak sekuriti ini diminta juga membantu pengurus RW untuk menagih iuran bulanan warga, dengan imbalan tambahan penghasilan 100 ribu rupiah per bulannya. Tiap bulannya, bapak sekuriti menagih dan menyetorkan hasil tagihannya kepada pengurus RW, bapak bendahara dan bapak ketua. Namun setiap bulannya berdasar laporan bapak sekuriti sebagai petugas tagih, ada saja warga yang menunggak alias tidak bayar. Bpk bendahara dan bapak ketua hanya mengangguk tanda menerima laporan tersebut tanpa pernah melakukan cross check kepada warga yang menunggak.
Sedangkan warga yang menunggak, membayar tagihan bulan sebelumnya, di bulan berikutnya, di waktu sesukanya. Membayar saat bapak sekuriti tidak sedang memegang buku tagih, membayar saat bertemu bapak sekuriti yang sedang patroli, bahkan mampir sebentar di pos sekuriti saat pergi atau sepulang bekerja.
Yang pasti ada 7 orang warga yang bingung tinggal dimana nantinya, makan nya, dan sekolahnya bagaimana. Ada juga warga yang bingung memikirkan raibnya kas RW.
Tapi ada juga sebagian warga yang berandai – andai. Andaikan pengurus RW tidak permisif kepada warga yang menunggak. Andaikan pengurus RW mau sedikit meluangkan waktu dan tenaganya, juga pikirannya untuk sedikit membuka laporan keuangan dari bapak sekuriti. Andaikan warga lebih bertaggung jawab dengan kewajibannya dan mencoba lebih disiplin. Andaikan tetangga bapak sekuriti "mengenal" keluarga itu. Andaikan bapak sekuriti tidak tergoda untuk "pinjam" sedikit demi sedikit kas RW. Andaikan keluarga bapak sekuriti dapat membantu si bapak.
Jadi siapakah yang salah?
#Dec2AISEIWritingChallange
Tulisan yg ambigu dengan segala konflik didalamnya. Namun Jika saya disuruh memilih yg salah, tentunya Pak Security yg tidak amanah.
BalasHapusHehehehe maaf Pak Security, mengambil yg bukan hak nya tetap sebuah kesalahan apapun alasannya.