Minggu, 01 November 2020

Pucuk Dicinta Ulam pun Tiba (Versi Saya)


 

  

        Dalam dua hari dapat kuselesaikan naskah antologiku. Awalnya tidak menyangka saya akan dapat secepat itu menyelesaiakannya, mungkin ini yang dinamakan niat, komitmen untuk bisa menyelesaikan sebuah tawaran besar bagi saya, abaikan dulu tentang isinya apakah bagus atau jelek, karena saat ini saya anggap itu hanya dua penilaian relatif manusia.

        Dua hari sebelumnya, saat saya membuat resume sebuah seminar nasional, saya menuliskan nama seorang penulis, kebetulan juga sahabat maya di salah satu komunitas tempat saya bergabung belajar menulis, Ibu Rita Wati. Saya berniat ingin melakukan chat WA pribadi kepada beliau, tentang buku antologi beliau berikutnya. Namun belum sempat saya jalankan niat tersebut, saya mendapatkan chat WA dari sahabat ku itu, beliau mengajak saya untuk bergabung menulis buku antologi,  hanya saja beliau minta maaf karena harus diselesaikan selama tiga hari mengingat deadline dengan penerbit. Karena sebenarnya penulisan buku antologi ini sudah berjalan hampir sebulan, tapi mungkin info tersebut terlewat oleh saya. Tanpa fikir panjang, saya menyanggupi ajakan sahabat ku itu.

Pucuk dicinta ulampun tiba ….Apa yang diinginkan dapat terwujud.

Sayapun menantikan terbitnya buku "Senandung Guru", sebuah buku antologi tentang bakti guru untuk negeri, ditulis berdasarkan pengalaman pribadi bapak/ibu guru.


#Day25AISEIWritingChallange

              

 



12 komentar:

Syair dari kata unik Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memeliki kata-kata unik dan menarik yang jarang di gunakan dalam percakapan sehari-hari. Jika di rangkai dengan kata yang u...